MENYIKAPI DENGAN BIJAK PERISTIWA KEHILANGAN

Bacaan: YOHANES 20: 24

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”.

Seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu bus tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatunya yang terlepas tadi. Si bapak itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkan keluar jendela.

Seorang pemuda yang duduk di dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, “Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan pak, mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yang sebelah juga?” Si Bapak tua itu menjawab, “Supaya siapapun yang menemukan sepatuku, dia bisa memanfaatkannya.”

Saudara terkasih, kita bisa belajar bahwa jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya atau memperolehnya. Kita sering merasa kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan. Namun semua terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita maupun orang lain.

Seperti kisah di atas, peristiwa Paskah sering membuat kita merasa kehilangan. Yang awalnya menjadikan kita risau atau ragu dengan keTuhanan Yesus, tetapi ternyata kehilangan itu membawa dampak positif bagi umat manusia lewat karya penebusanNya. Kita kembali diingatkan pada Minggu Pra Paskah ini, bahwa kematian Yesus tidak membuat kita kehilangan sosok yang menjadi panutan, tetapi peristiwa kematian akan menjadi jalan sebagai hal positif bagi karya keselamatan kita – manusia.

Kasih Allah tidak berubah. Kendatipun manusia telah jatuh ke dalam dosa, tetapi Ia tetap mengasihinya. Ia berkenan menyerahkan Anak Tunggal-Nya untuk mati bagi manusia yang berdosa. Kitab Suci menyatakan: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3: 16). Dalam karya penebusan, Allah sendiri rela mengorbankan Anak Tunggal-Nya sebagai ganti dosa manusia, yang pada akhirnya akan membawa dampak positif bagi keselamatan manusia, dan sudah selayaknya juga bahwa kita tidak boleh merasa bahwa keselamatan hanya eksklusif milik kita saja, tetapi kita juga harus menjadi kabar nbaik buat orang lain tentang karya keselamatan ini.

SIAPKAH KITA MENATA HIDUP SEBAGAI IMAM-IMAM KECIL YANG MENGABARKAN KARYA KESELAMATAN TUHAN YESUS KRISTUS?

TUHAN MEMBERKATI

~AI