TIGA K

Bacaan: 1 KOR. 9: 25 – 27  

“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya….”

Di tengah perubahan dunia yang begitu cepat, kompetisi yang begitu ketat, masyarakat yang semakin kritis dan masalah yang semakin kompleks, diperlukan kecakapan dari tiap-tiap orang untuk menjawab hal-hal tersebut. Paling tidak ada tiga hal mendasar yang diperlukan seseorang sehingga dapat bertahan dalam keadaan yang sangat kompleks ini yaitu kompetensi, karakter, dan komitmen. Ketiga hal ini saling berkelindan dan tidak dapat dipisahkan kalau seseorang mau dianggap cakap atau mampu.

Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan dan ketrampilan individu yang diharapkan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Kompetensi dapat diartikan juga sebagai karakter individu yang dapat diukur dan ditentukan untuk menunjukkan perilaku dan performa kerja tertentu pada diri seseorang.  Sedangkan karakter adalah nilai nilai baik yang sudah tertanam dengan baik dalam hidupnya dan menjadi gaya hidup dan jalan hidup dari seseorang. Kedua hal ini akan tercermin dari hubungan keterikatan yang kuat antara si pelaku dengan suatu hal yang kita sebut komitmen. Ketiga hal ini akan mencerminkan performa seseorang dalam melakukan apapun dalam berbagai hal.

Firman Tuhan pun mengajarkan kepada kita untuk mempunyai ketiga hal ini. Digambarkan bahwa orang percaya seperti seorang olahragawan yang harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk sebuah pertandingan, karena dalam setiap pertandingan tidak semuan pesertanya menjadi pemenang. Dan untuk meraih itu tidak mudah kita diajarkan untuk terus berlatih dan mempunyai visi yang jelas. Bisa kita bayangkan seorang atlit tinju profesional yang tidak mempersiapkan diri dengan baik, maka pasti akan menjadi bulan-bulanan lawannya. Atau petinju yang sejak ronde awal yang memukul dengan sembarangan ke segala arah, betapa capai dan lelahnya untuk menyelesaikan pertandingan sampai akhir.

Saat ini untuk meningkatkan kompetensi seseorang sudah semakin mudah di tengah arus informasi teknologi yang begitu cepat dibandingkan 5-10 tahun yang lalu. Maka tidak ada alasan seseorang mengatakan saya tidak.memiliki kompetensi karena saya tidak punya akses ke situ. Orang percaya telah diberikan otoritas oleh Tuhan untuk menjadi manusia-manusia yang berdampak bagi sesama dan lingkungannya, tidak tidak hanya dituntut sebagai manusia-manusia medioker, dan ini berlaku dalam berbagai bidang dimanapun Tuhan panggil dan tempatkan kita, baik di gereja, masyarakat, bangsa dan negara.

Maka paling tidak milikilah, perlengkapi dan hidupilah ketiga hal tadi, kompetensi, karakter dan komitmen sehingga kita dapat berdampak ke dalam dan menjadi relevan ke luar seperti kata almarhum Pdt. Eka Dharma Putera. Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati.

~SRL