TAKJIL

Bacaan: KELUARAN 4: 24

Tetapi di tengah jalan, di suatu tempat bermalam, Tuhan bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya.

Membaca Alkitab, terutama Perjanjian Lama, kadang bikin njenggirat, kadang kepo dengan hati bertanya-tanya, “Kenapa Tuhan hendak membunuh Musa, ya?”. Kadang pingin duduk berdua dengan Pak Jumar di bawah pohon yang rindang di kidul gedung Gereja Pantiasih dan membahas Alkitab.

Misalnya, di ayat selanjutnya, Keluaran 4: 25. Untuk menyelamatkan Musa, suami tercintanya, Zipora dengan trengginas nyaut pisau batu dan memotong kulit khatan anaknya. Ini membuat hati saya bertakon-takon di Midian itu tidak ada kebiasaan sunat, dari mana Zipora belajar menyunat? Apakah searching Google dulu, atau nonton Youtube “cara menyunat yang baik bagi pemula”? Lalu apakah pisau batunya sudah di-kum spritus? Dan kenapa istilahnya Pengantin Darah?

Alkitab tidak akan menjlentrehkan secara detail karena bukan novel. Walau menyimpan banyak pertanyaan tetaplah membaca Alkitab. Insyaallah, dengan minta tuntunan Roh Kudus kita akan tahu yang dimaksud dalam Alkitab yang kita baca itu.

Musa dipilih Tuhan untuk memimpin bangsa Israel. Tapi Musa sendiri malah lalai untuk “mengurus” keluarganya. Dua anak laki-lakinya belum ada yang disunat. Padahal tanda perjanjian menjadi umat pilihan Tuhan adalah dengan disunat. Ini dipandang sebagai ketidaktaatan kepada Tuhan, sehingga Tuhan pun gemas.

Dari bacaan di atas kita diingiatkan untuk selalu taat pada perintah Tuhan. Oiya, Takjil itu singkatan dari Terpesona Aku Karo InJIL. Semoga dengan membaca Injil setiap hati, kita selalu dididik untuk berkelakuan dalam kebenaran oleh Roh Kudus. Amin.