Bacaan: LUKAS 10: 38–42
“Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya.” (Lukas 10: 39)
Ada kecenderungan atau trend yang terjadi ketika ibadah di gereja, yaitu jemaat lebih sering memperhatikan hp androidnya dibanding mendengarkan pelayanan firman Tuhan. Memang tidak salah membuka Alkitab elektronik yang ada di hp android, namun ketika pembacaan firman Tuhan selesai dan pelayanan firman atau kotbah dimulai, konsentrasi seharusnya penuh pada pelayanan firman Tuhan dan bukan terpaku pada androidnya. Tak jarang dalam ibadah justru jemaat lebih asyik melihat WA, facebook, instagram, dll. Terlebih jika kotbahnya tidak menarik dan tidak kontekstual, bisa dipastikan lebih banyak yang memperhatikan hp dibanding menyimak pelayanan firman Tuhan. Seakan datang beribadah hanya sekedar memenuhi kewajiban agama saja. Ibadah bukan lagi menjadi sebuah kebutuhan untuk meningkatkan kualitas hidup keimanan, namun hanya sebuah seremonial semata tanpa makna. Kondisi tersebut tentu jangan sampai terjadi dalam kehidupan iman kita.
Mari kita belajar dari seorang wanita yang bernama Maria saudara Marta. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung, mereka diterima oleh Marta dan Maria di rumahnya. Waktu Yesus berbicara, Maria duduk dekat kaki-Nya dan terus mendengarkan setiap perkataan Yesus. Maria sangat menghargai perjumpaannya dengan Yesus. Maria sadar betul bahwa perjumpaannya dengan Yesus sangat langka dan berharga. Ia tidak menyibukkan diri dengan hal-hal lain selain mendengarkan apa yang Yesus sampaikan. Maria tahu betul bahwa mendengarkan perkataan Tuhan Yesus melebihi segalanya. Bagi Maria kesempatan dan waktu mendengarkan firman Tuhan itu bagaikan emas yang sangat tinggi nilainya dari apapun. Oleh karena itu Tuhan Yesus sangat berkenan dan berkata : “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (ayat 42).
Saudaraku terkasih, bagaimana dengan respon kita terhadap firman Tuhan, baik yang disampaikan melalui kotbah, saat teduh, renungan dll? Apakah kita memanfaatkan waktu emas tersebut dengan baik atau membuang sia-sia? Atau kita lebih tertarik menyimak berita hoax, gosip, dll dibanding firman Tuhan? Tentu hanya kita dan Tuhan yang tahu. Namun melalui firman Tuhan saat ini, kita diingatkan untuk tidak membuang waktu emas kita bersama Tuhan. Tuhan memberikan waktu 24 jam sehari dalam kehidupan kita. Begitu susahkah kita menyisihkah waktu khusus bersama Tuhan dan mendengarkan sapaan-Nya barang sebentar tanpa diganggu kegiatan lain? Ingatlah : “Siapa memperhatikan firman akan mendapat kebaikan, dan berbahagialah orang yang percaya kepada TUHAN.” (Amsal 16:20)
Amin. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan Yesus memberkati.
~Lukas Istiadi