Bacaan: MARKUS 1: 12 – 15
“Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: “Waktunya telah genap: Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”
Saudara yang terkasih, kita telah memasuki masa Pra Paska di tahun 2021. Masa dimana merupakan kesempatan emas bagi setiap umat Kristiani untuk memurnikan dirinya di hadapan Tuhan, sehingga kita menjadi layak dan pantas menyambut kebangkitan Kristus di dalam hatinya, dengan demikian layak pula menjadi manusia-manusia Paska. Setiap umat Kristiani, dengan caranya masing-masing, berusaha untuk menghayati masa Pra Paska ini dengan sebaik mungkin.
Kebiasaan yang paling identik dengan masa Pra Paska ialah puasa dan pantang sebagaimana yang sudah kita lakukan di gereja kita dalam beberapa tahun terakhir. Tindakan bermati-raga ini dimaksudkan untuk mengurangi atau bahkan menghentikan keinginan-keinginan lahiriah yang tanpa disadari membuat seseorang sangat bergantung pada pemenuhan akan kebutuhan tersebut. Orang merasa bahagia apabila apa yang dibutuhkan oleh diri jasmaninya terpenuhi.
Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan Yesus justru memperlihatkan sebuah contoh yang berkebalikan dari kecenderungan kita sebagai manusia. Tuhan Yesus yang berpuasa selama empat puluh hari di padang gurun memberikan kesan kepada kita bahwa ternyata hidup kita tidak hanya tergantung kepada hal-hal duniawi ini. Ada yang sesuatu yang lebih penting, yakni: pemenuhan kebutuhan rohani atau jiwa kita.
Dengan penuh kasih, Tuhan Yesus mengundang kita semua untuk segera bertobat dan percaya kepada Injil. Sebab Dia, yang adalah Kerajaan Allah itu sendiri, telah hadir di tengah-tengah kita. Undangan pertobatan dari Tuhan Yesus ini tentu menuntut suatu perubahan yang konkret dalam diri setiap umat Kristiani. Sederhananya, bertobat berarti berbalik arah. Dari yang salah menuju yang benar atau dari yang buruk menuju yang lebih baik. Semoga Tuhan memampukan kita untuk merenungkan kembali masa-masa penderitaan Tuhan Yesus itu dan memampukan kita untuk kembali ke jalan yang Dia kehendaki. Tuhan Yesus memberkati. Amin. ~YS