KASIH TANPA BATAS

Bacaan: GALATIA 6: 9

“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.”

Kisah nyata, saat seorang anak terpaksa mencuri di apotek untuk obat ibunya. Sebuah refleksi…

Jelas… dia bersalah karena telah mengambil yang bukan miliknya. Namun dia tidak dihakimi. Sentuhan kebaikan dari seorang penjual mie di sebelah apotek mengambil alih beban anak itu. Dia membayar obat yang diambil dari apotek itu. Bahkan dua bungkus mie diberikannya untuk dibawa sang anak itu dimakan bersama ibunya.

25 tahun berlalu, saat di sebuah rumah sakit ada pasien yang dirawat cukup lama. Ketika pasien tersebut hendak membayar biaya berobat, pihak rumah sakit mengatakan bahwa semua sudah lunas dibayar. Pasien tersebut kebingungan, siapa yang membayar?

Ternyata, anak yang 25 tahun lalu mencuri obat, di kemudian hari menjadi seorang dokter, dan indahnya dia punya cinta dan hati yang peduli berbagi. Pasien tersebut adalah penjual mie yang dahulu menolongnya. Dokter itu paham bagaimana saat terjepit dan sulit. Dia mengerti, dia sudah dicintai dan diberi. Dia paham apa yang harus dibagi sebagai sebentuk kasih dan cinta abadi.

Mari menyentuh hidup untuk menjalaninya dalam iman dan pengharapan, bukan dengan penghakiman dan celaan. Masihkah dalam situasi kita yang dalam berbagai tantangan ini kita mampu melihat dan merasakan kehadiran yang lain sebagai bagian dari kehidupan kita.

Tuhan mengasihi kita. Amin. ~EW