IKUT MENDERITA BAGI INJIL-NYA KRISTUS

Bacaan: 2 TIMOTIUS 1: 7 – 8
Saudara, hari-hari ini kita sedang mengenang dan merasakan kembali masa-masa penderitaan Tuhan Yesus Kristus dan saat ini kita memasuki masa Pra Paskah III. Pada masa prapaskah, banyak umat Kristen mengamalkan laku puasa dan berpantang sesuatu atau kemewahan tertentu dalam rangka meneladani laku tirakat Yesus Kristus saat berpuasa dan dicobai iblis di padang gurun selama 40 hari (Matius 4: 1- 2).

Dari bacaan kita saat ini, Paulus mengingatkan kepada Timotius agar mau ikut menderita bagi InjilNya, jangan malu untuk bersaksi tentang Kristus (ay. 8). Paulus dengan tegas mengatakan, bahwa Allah telah memberikan roh keberanian, bukan roh ketakutan, roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (ay. 7). Paulus berharap agar anak rohaninya bisa meneladani Paulus, bahkan ikut menderita sebagaimana yang dialami Paulus. Karena Paulus menyerahkan sepenuh hidupnya untuk kemuliaan nama Tuhan. Bagi Paulus  hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1: 21).

Mengapa Paulus berharap Timotius ikut menderita bagi InjilNya?. Injil Kristus adalah sesuatu yang dengannya tak seorang pun dari kita harus malu. Kita tidak boleh malu dengan mereka yang menderita bagi Injil Kristus. Timotius tidak boleh malu dengan apa yang dialami oleh Paulus, meskipun pada saat itu dia merupakan seorang narapidana. Sama seperti Timotius sendiri tidak boleh takut menderita, demikian pula dia tidak boleh takut mengakui orang-orang yang menderita demi kepentingan Kristus. Dalam hal ini Timotius harus memahami bahwa:

  1. Injil adalah kesaksian Tuhan kita. Di dalam dan melalui Injil Ia memberikan kesaksian tentang diri-Nya sendiri kepada kita, dan dengan mengaku patuh padanya, kita memberikan kesaksian tentang Dia dan untuk Dia.
  2. Paulus adalah seorang tahanan Tuhan, dipenjarakan karena Dia (Ef. 4:1). Demi Dia, Paulus dibelenggu.
  3. Tidak ada alasan bagi kita untuk malu dengan kesaksian Tuhan kita atau dengan para tahanan-Nya. Jika kita malu dengan hal-hal ini sekarang, Kristus akan malu dengan kita nanti. “Melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah, yaitu nantikanlah penderitaan karena Injil, bersiap-siaplah menghadapinya, sadarlah bahwa itu akan terjadi, bersedialah untuk ambil bagian bersama dengan orang-orang kudus yang menderita di dunia ini. Ikutlah menderita bagi Injil-Nya.” Atau bisa juga dibaca, menderitalah bersama Injil. “Bukan hanya ikut berbela rasa dengan mereka yang menderita karenanya, tetapi juga siap untuk menderita bersama mereka dan seperti mereka.” Apabila suatu saat Injil mengalami tekanan, orang yang berharap mendapatkan hidup dan keselamatan olehnya akan rela untuk turut menderita bersamanya.

Saudara, dalam masa perenungan bagi penderitaan Kristus ini, kiranya surat Paulus yang ditujukan kepada Timotius ini juga memberikan semangat kepada kita, agar siap mengambil bagian dalam penderitaan bagi kemuliaan nama Tuhan dan kesaksianNya melalui Injil-Nya Kristus. Tuhan Yesus memberkati.

~YS