HAMBA TUHAN

Bacaan: YESAYA 49: 1 – 7

Empat bagian dalam Kitab Yesaya (42, 49, 50, 51-53 dan 61) sudah diberi judul Nyanyian Sang Hamba karena berbicara mengenai seorang Hamba yang akan membantu dalam penggenapan rencana-rencana Allah untuk umat pilihan-Nya. Berbicara tentang hamba Tuhan bisa kita lihat dari segi bentuk atau form-nya, misalnya orang atau person, komunitas, bahkan bangsa. Misalnya seorang nabi seperti Yesaya dia disebut sebagai hamba Tuhan sebagai pemberita kebenaran, atau Israel sebagai bangsa disematkan sebagai hamba Tuhan karena dipilih sebagai umat pilihan Allah. Tetapi berbicara tentang hamba Tuhan kita tidak bisa berhenti hanya sebatas bentuk atau form itu saja. Hamba Tuhan juga harus dilihat dari esensi atau fungsi hamba Tuhan itu sendiri. Karena kalau kita berhenti pada definisi bentuk saja maka hamba Tuhan itu tidak ada artinya.

Dalam pasal 49 Kitab Deutero Yesaya ini menekankan hamba Tuhan tidak dalam bentuknya saja tetapi fungsi dari hamba Tuhan itu sendiri. Hamba Tuhan dalam pasal ini esensinya adalah sebagai terang, sebagai pembebas bagi umat, dan itu tidak sebatas pada orang, komunitas atau bangsa tertentu. Pada pasal-pasal sebelumnya kita bisa melihat bahwa pada saat kitab ini ditulis, bangsa Israel sedang dalam masa pembuangan ke Babel. Hal ini terjadi karena Allah menghukum Israel karena pemimpin-pemimpinnya justru menindas rakyatnya sendiri. Dan pembebas yang dipakai Tuhan untuk melepaskan umatnya dari masa pembuangan itu adalah Koresy –raja Kerajaan Persia yang notabene orang diluar Israel yang bukan hamba Tuhan. Ini menunjukkan bahwa hamba Tuhan itu tidak berhenti pada bentuknya.

Hamba Tuhan adalah orang yang dipilih oleh Allah, bukan karena disematkan oleh manusia. Bagaimana kita mengetahui kalau seseorang itu adalah hamba Tuhan? Dari apa yang dikerjakan dan buah yang dihasilkan. Hamba Tuhan adalah mereka yang membawa pembebasan, membawa terang dan harapan dimana mereka berada dan ditempatkan. Mereka yang berada bersama-sama dengan orang yang sedih, berduka, susah, terpinggirkan, termarjinalkan, mereka yang memperjuangkan keadilan bagi orang yang mendapat perlakuan tidak adil, memperjuangkan hak-hak orang yang tertindas, menghadirkan terang dan harapan di lorong-lorong kegelapan.

Dan sama seperti Kristus yang telah mengambil gambaran sempurna sebagai hamba Tuhan yang menderita, taat dan setia melalui jalan salib dan mengalahkan maut untuk membawa pembebasan bagi umat manusia sehingga memulihkan hubungan kita dengan Allah, panggilan ini juga berlaku untuk kita umat-Nya, menjadi Hamba Tuhan yang membebaskan, pembawa damai dan terang. Selamat hari Minggu, Tuhan berkati. ~SRL