“AGAK LAIN”

Bacaan: MATIUS 25: 45

“Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”

Sebagai umat Kristiani, kita pasti sudah sangat akrab dengan kata “melayani”. Bahkan anak Sekolah Minggu pun kadang sudah ditanya gurunya, “Besok kalau sudah besar mau ikut pelayanan di gereja? Mau jadi guru Sekolah Minggu, pemain keyboard, lektor, atau jadi majelis?”. Pelayanan di gereja yang biasa dilakukan (sekali lagi yang biasa dilakukan) memang yang dikenal itu-itu saja. Padahal ada pelayanan yang tak kalah penting tapi sering luput dilakukan, yaitu menjenguk jemaat yang sakit. Mungkin sudah didoakan di kelompok PA atau di kebaktian, tapi kehadiran “sahabat” itu sangat dibutuhkan oleh yang sakit. Mungkin alasan kenapa orang enggan menjenguk karena agak ribet harus membawa bingkisan atau kalau di rumah sakit harus memakai masker.

Kita sudah sering mendengar kotbah tentang Mother Teresa yang heroic menjenguk, “hadir” dan menyentuh orang-orang yang sakit kusta. Bunda Teresa memberikan hatinya untuk melayani di tengah-tengah masyarakat miskin di India. Kesederhanaan hidupnya adalah cahaya di sekitarnya. Dia tidak keblinger gemerlapnya dunia. Dia melakukan hal-hal yang biasa tapi dengan cinta yang luar biasa.

Dalam 1 Yohanes 4: 20 dikatakan, “… barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya.” Dalam hal melayani belajarlah dari seorang waiter di restoran: “Pikiran, ucapan, dan tindakannya hanya melayani.” Dan salah satu ucapan Socrates yang terkenal di antaranya: “Hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak patut dijalani.” Maka marilah kita ber-refleksi dan meminta tuntunan Tuhan yang Mahakasih. Selamat melayani. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

~EPM